Jumat, 26 Desember 2014

Psikologi Manajemen - Softskill (Bedah Film)

Judul Film       : The Devil Wears Prada
Alur                 : Maju
Tokoh Utama  : Andrea Sach

Kelompok 3 :
1. Eka Anten Wiantono
2. Derson Henriko
3. Rama Muhamad Rizeki
4. Shelfika Rahmiza Yutia
5. Sifana Mardatilla
6. Viora Novalina
Kelas 3PA07

Sinopsis Film “The Devil Wears Prada”
Film THE DEVIL WEARS PRADA menceritakan kisah tentang seorang wanita bernama Andrea Sachs (Anne Hathaway) yang bekerja pada sebuah perusahaan media cetak yang menerbitkan majalah fashion terkemuka, Runway. Dalam film ini dikisahkan bahwa Andrea Sachs adalah seorang wanita cerdas yang berpendidikan sarjana hukum yang bercita-cita ingin menjadi seorang jurnalis. Keinginan untuk menjadi seorang jurnalis itu mulai terbuka saat majalah Runway membuka lowongan pekerjaan. Karena sangat menginginkan pekerjaan itu, Andrea lalu mengajukan lamaran ke majalah tersebut. Keinginan pun tercapai tak lama setelah itu Andrea mendapat panggilan untuk mengikuti sesi wawancara.
Sesuai dengan waktu yang disepakati, Andrea tiba di kantor Runway yang glamour dan sibuk, untuk melakukan wawancara dengan Emily, (asisten Miranda Priestly, pimpinan majalah Runway). Namun sesuatu yang tidak terduga terjadi, karena sesi wawancara yang seharusnya dilakukan oleh Emily, tiba-tiba berubah karena kedatangan Miranda Priestly (Meryl Streep) yang mendadak.Bahkan diluar rencana semula, Miranda sendiri yang langsung melakukan wawancara dengan Andrea. Tanpa menunggu waktu, Andrea-pun menceritakan pengalaman menulis dan keinginannya untuk menjadi seorang jurnalis di depan Miranda. Namun apa yang terjadi di luar dugaan, Miranda ternyata sama sekali tidak tertarik dengan cerita Andrea.
Merasa tidak memperoleh respon seperti yang diharapkan, Andrea akhirnya memutuskan untuk tidak meneruskan sesi wawancara. Namun kejadian tidak terduga kembali terjadi, karena Miranda tiba-tiba berubah pikiran dan memutuskan untuk ”mencoba” menerima Andrea sebagai staf atau asisten Miranda yang baru. Dimana pekerjaan ini sangat diinginkan sekali oleh banyak wanita karir di New York, sekaligus banyak pegawai yang dipecat di posisi tersebut. Sosok seorang Andrea sangatlah bertentangan dengan perusahaan yang sangat menekankan kesemua pegawainya untuk harus menggunakan produk-produk terkenal selama bekerja. Andre tidak pernah tertarik dalam dunia fasion, tapi ia memiliki dedikasi yang tinggi terhadap karir yang sedang ia jalaninya saat ini.
Setelah Andrea resmi bekerja di majalah Runway, terjadi banyak intrik dan situasi kerja yang tidak menyenangkan bagi Andrea. Mulai dari sikap sinis yang ditunjukkan oleh rekan-rekan kerjanya, adanya jenis-jenis pekerjaan yang tidak terduga, situasi tegang dan super sibuk di lingkungan kantor, jam kerja yang tidak pasti, hingga pada sikap Miranda sendiri yang sangat perfectionis, otoriter, kaku, kasar, dan tidak komunikatif. Bahkan, sahabat dan teman dekat Andrea yang selama ini sangat mendukung karir Andrea, satu persatu mulai menjauh dari dirinya termasuk kekasihnya, Nate (Adrian Grenier).
Andrea pun lalu terpojok pada situasi yang dilematis. Di satu sisi ia ingin meraih cita-citanya dengan cara bekerja yang sebaik-baiknya, namun di sisi yang lain, ia tidak ingin pekerjaannya itu menjauhkan dirinya dari sahabat dan teman dekatnya.

Kajian Film “The Devil Wears Prada” Terkait Manajemen Sumber Daya Manusia
Dilihat dari situasi yang terdapat di dalam tayangan film The Devil Wears Prada ini, terdapat beberapa situasi yang menjadi permasalahan utama jika dilihat dalam setting dan perspektif dunia kerja. Beberapa permasalahan tersebut dapat dikategorikan kedalam empat situasi, yaitu:
  1. Situasi yang berkaitan dengan tempat kerja
  2. Situasi yang berkaitan dengan kepemimpinan di tempat kerja
  3. Situasi yang berkaitan dengan individu pekerja
  4. Situasi yang berkaitan dengan lingkungan sosial (di luar tempat kerja)
Berikut adalah pembahasan dari keempat situasi diatas:
1.      Situasi yang berkaitan dengan tempat kerja
Pada situasi ini, ada beberapa permasalahan yang membuat situasi kerja di kantor majalah Runway terasa tidak kondusif, antara lain:
·         Tidak adanya deskripsi jabatan dan uraian tugas untuk mengukur kinerja/prestasi kerja Andrea. Dalam melaksanakan sebuah pekerjaan, salah satu hal terpenting yang harus dilaksanakan oleh perusahaan adalah adanya deskripsi jabatan pada setiap jabatan.Dalam kasus Andrea, tidak terlihat fungsi, tugas, dan tanggung jawab yang relevan dengan jabatannya selaku asisten Miranda.Akibatnya, Andrea lebih banyak bekerja secara serabutan diluar fungsi, tugas, dan tanggung jawab utamanya.Karena ketidak jelasan jabatan ini, maka Andrea mengalami banyak tekanan mental dalam menjalani pekerjaannya, yang berakibat kepada munculnya sikap kerja yang reaktif terhadap situasi-situasi kerja tertentu.
Deskripsi jabatan ini sendiri merupakan gambaran tentang bagaimana suatu pekerjaan harus dilakukan.Selain itu, deskripsi jabatan juga harus memuat tentang metode dan prosedur kerja, fungsi, tugas, dan tanggung jawab, hubungan antara pekerjaan satu dengan pekerjaan lain, persyaratan pekerjaan seperti syarat intelektual, akademis, sosial, minat, dan kondisi emosi (As’ad, 1991).
·         Tidak adanya jam kerja normatif sehingga tidak ada pemisahan secara tegas antara jam kerja dengan jam di luar kerja serta hari-hari libur. Pada dasarnya seorang karyawan harus memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat setelah seharian bekerja. Kondisi fisik maupun psikis mempengaruhi seseorang dalam mengarahkan aktivitas kehidupannya.Kesehatan fisik menjadi modal utama untuk melakukan aktivitas, sedangkan kesehatan psikis menciptakan kondisi mental yang stabil. Kondisi fisik dan mental karyawan yang baik akan sangat menunjang kesuksesan karyawan tersebut dalam mengerjakan dan menyelesaikan pekerjaan dan urusan-urusan lain dengan baik.
Dalam kasus Andrea, masalah ketidakjelasan jam kerja ini terlihat cukup menonjol. Pada beberapa adegan digambarkan bahwa Andrea harus masuk kerja atau melakukan pekerjaan kantor pada saat ia sedang istirahat di rumah atau pada saat ia sedang berkumpul bersama dengan teman-temannya. Akibatnya, Andra beberapa kali merasa kesulitan dalam memanajemen waktunya, baik waktu yang berkaitan dengan pekerjaan maupun dengan lingkungan sosialnya.
Menurut Covey (1994) waktu merupakan aset yang sangat berharga.Pengelolaan waktu yang tepat dapat menjauhkan individu dari konflik internal seperti stres, maupun konflik eksternal seperti konflik peran. Menurut Macan (1990) manajemen waktu ini merupakan cara yang digunakan dalam mengelola waktu, seperti membuat daftar, membuat skala prioritas, membuat jadwal dan rencana kegiatan sehari-hari baik di kantor maupun di rumah.
·         Proses kerja berlangsung secara mekanik (seperti robot) sehingga mengabaikan sisi-sisi kemanusiaan seseorang untuk bersosialisasi atau bergaul dengan masyarakat, teman, dan keluarga. Pada kasus Andrea ini, kesempatan setiap karyawan untuk melakukan relasi sosial menjadi terhambat karena tingkat aktivitas pekerjaan yang sedemikian padat dan mekanis. Akibatnya, karyawan sama sekali tidak bisa menjalin hubungan sosial. Menurut Johnson dan Johnson (1991) hubungan interpersonal dan sosial merupakan sumber yang berkualitas dalam hidup manusia. Manusia sebagai mahluk sosial tidak terlepas dari individu lain, manusia melakukan hubungan dengan alam, sesama, dan tuhannya yang membuat manusia mampu menjalani hidupnya secara optimal.
 
2.      Situasi yang berkaitan dengan kepemimpinan kerja
Pada situasi ini, ada beberapa permasalahan yang membuat situasi kepemimpinan di kantor majalah Runway terasa tidak efektif, antara lain: 
·         Adanya sistem pengambilan keputusan yang sentralistik. Pada dasarnya, fungsi pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi tidak hanya dijalankan oleh seorang yang berkedudukan sebagai manajer atau pimpinan.Pengambilan keputusan terjadi pada semua bidang dan tingkat kegiatan serta pemikiran manusia (Salusu, 1998). Namun pada kasus di kantor majalah Runway, seluruh aktivitas pengambilan keputusan terpusat pada satu kendali yaitu Miranda. Akibatnya, ketergantungan organisasi kepada sosok Miranda menjadi sangat besar, sementara para staf di bawahnya tidak diberikan kewenangan dan tanggung jawab untuk memutuskan sesuatu secara mandiri.Akibatnya, banyak sekali keputusan-keputusan penting yang diambil oleh Miranda bersifat tiba-tiba. Padahal menurut Wilson & Schooler (1991) keputusan yang terbaik adalah keputusan yang diambil secara sengaja dan disertai pemikiran yang matang.
Jika melihat tayangan film ini secara utuh, nampak sekali bahwa perilaku Miranda yang terkesan sewenang-wenang dalam mengambil keputusan ini, karena dilatarbelakangi oleh situasi internal Miranda yang penuh gejolak, seperti status perkawinannya yang berada di ambang kehancuran atau karena adanya rencana suksesi kepemimpinan di kantor majalah Prada yang dipenuhi oleh intrik-intrik tajam. Situasi yang seperti ini dibenarkan oleh Cervone dkk (1991) yang dalam penelitiannya menemukan fakta bahwa suasana hati yang positif dapat meningkatkan kecepatan dan efisiensi pengambilan keputusan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Baradell & Klein (1993) menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa hidup yang tidak menyenangkan berhubungan dengan rendahnya kualitas pengambilan keputusan.
·         Adanya kepemimpinan yang tidak efektif dan otoriter. Kepemimpinan merupakan aspek terpenting dari efektivitas organisasi.Organisasi yang efektif adalah apabila kepemimpinan yang diterapkan di dalam organisasi itu mampu mendorong kinerja karyawan secara optimal. Untuk itu menurut As’ad (1991), setiap pemimpin perlu mengoptimalkan tanggung jawabnya kepada bawahan seperti menetapkan tujuan bagi karyawan-karyawannya, melatih karyawannya dan membantu mereka menjadi lebih efektif dalam pekerjaannya, meninjau kemajuan karyawannya dalam bentuk hasil dan tujuan yang telah dicapainya dan tidak menghargai aktivitas atau kegagalan mereka tetapi hasil nyata dari tujuan mereka, memberikan bimbingan agar karyawan bekerja menurut arahnya masing-masing, membuat perencanaan untuk masa mendatang, pimpinan harus memproyeksikan kesempatan-kesempatan dan kesulitan-kesulitan dan merencanakan tindakan pengembangan untuk menyelesaikan pokok persoalan yang penting, mengembangkan kemampuan orang-orangnya, dan menggunakan standar sosial serta finansial yang mereka tetapkan untuk karyawan.
·         Adanya stres kerja yang sangat tinggi yang dirasakan oleh orang-orang yang bekerja di perusahaan itu karena deskripsi kerja yang tidak jelas, jam kerja yang tidak optimal, dan ketergantungan pada atasan yang besar, dan gaya kepemimpinan Miranda yang otoriter yang mempekerjakan bawahannya seperti robot.
·         Adanya komunikasi yang tidak efektif antara atasan dan bawahan sehingga menciptakan iklim organisasi yang tidak sehat karena Miranda memimpin secara otoriter dan sewenang-wenang sehingga bawahan kurang bersikap terbuka.
 
3.      Situasi yang berkaitan dengan individu pekerja
Pada situasi ini, ada beberapa permasalahan yang membuat situasi individu yang bekerja di majalah Prada itu merasa tidak puas dan tidak bahagia, antara lain:
·         Adanya konflik peran ganda yang dialami oleh Andrea. Salah satu aspek yang paling menonjol dalam tayangan film ini adalah yang menyangkut pertentangan atau konflik peran ganda yang dirasakan oleh para tokoh utamanya seperti Andrea dan Miranda.Jika Andrea mengalami konflik peran dengan teman dekatnya, maka Miranda mengalami konflik peran dengan suami dan anak-anaknya.Adanya koflik peran ganda ini menjadi sangat mewarnai perjalanan hidup Andrea dan Miranda yang berpengaruh terhadap sifat dan perilaku mereka sehari-hari. Apabila konflik yang dihadapi terlalu banyak akan menghambat seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, sehingga menyebabkan perubahan dalam diri. Menurut penelitian Adam, dkk (1996) disebutkan bahwa konflik peran ganda ini memiliki efek-efek negatif seperti ketidakpuasan kerja, ketidakpuasan hidup, kecemasan, tekanan kerja, dan ketertekanan emosional. Hal ini dikuatkan oleh hasil penelitian Kinnunnen (1998) yang menemukan fakta bahwa konflik di tempat kerja akan berpengaruh terhadap kehidupan di rumah tangga dan sebaliknya konflik di rumah tangga dapat mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
·         Adanya problem dalam memanajemen diri sendiri. Hal ini ditunjukkan dengan salah satu contoh situasinya yaitu pada saat sosok Miranda sangat bergantung kepada Andrea untuk mendapatkan buku Harry Potter edisi terbaru. Thoresen & Mahoney (Manz & Sims, 1985) menguraikan bahwa manajemen diri adalah suatu metode yang digunakan oleh seseorang dalam bekerja dengan cara melakukan pengontrolan terhadap hasil kerja yang dilakukan oleh dirinya sendiri tanpa harus ada kontrol dari luar. Dengan menggunakan catatan tentang hasil kerja yang sudah lalu, mereka menilai dan mengevaluasi hasil kerja yang baru dicapainya (Suhartini, 1992).
 
4.      Situasi yang berkaitan dengan lingkungan sosial (di luar tempat kerja)
Pada situasi ini, ada beberapa permasalahan yang membuat situasi lingkungan sosial pekerja menjadi terlihat tidak mendukung, antara lain:
·         Tidak adanya dukungan sosial dari orang-orang terdekat saat Andrea menghadapi permasalahan kerja. Padahal menurut Mathis dan Jackson (2002) salah satu faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas kinerja karyawan adalah dukungan yang diberikan dan dukungan rekan kerja dapat berupa informasi mengenai cara untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Salah satu manfaat dari dukungan sosial rekan kerja adalah membantu meningkatkan produktivitas melalui peningkatan motivasi, kualitas penalaran, kepuasan kerja, dan mengurangi stress kerja. Menurut Thoits (1986) dukungan sosial bersumber dari orang yang memiliki hubungan berarti dengan individu, misalnya keluarga, teman dekat, pasangan hidup, rekan kerja, saudara, dan tetangga.Sedangkan menurut Taylor (1995) dukungan itu dapat diperoleh dari suami/ isteri, teman, kelompok sosial, dan lain-lain. Rekan kerja yang mendukung menciptakan situasi tolong menolong, bersahabat, dan bekerjasama akan menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan serta menimbulkan kepuasan dalam bekerja (Hadipranata, 1999).

Kesimpulan
Persoalan yang berkaitan dengan dunia kerja memiliki implikasi yang sangat luas, baik yang bersifat positif maupun negatif. Dalam film “The Devil Wears Prada” ini secara lugas digambarkan betapa persoalan-persoalan kecil atau sepele yang terjadi di dalam organisasi, ternyata berdampak sangat besar terhadap keseluruhan organisasi. Seperti halnya seperti gaya kepemimpinan yang sewenang-wenang dan otoriter serta job deskripsi para karyawan yang kurang jelas sangat berpengaruh terhadap kinerja dan kondisi fisik maupun psikis karyawan. Dari kesimpulan ini, menyarankan beberapa pendekatan atau intervensi guna mengatasi persoalan yang terjadi di kantor majalah Runway, atau paling tidak kepada perusahaan atau organisasi yang mengalami persoalan serupa dengan kisah film ini.


Daftar Pustaka
As’ad, M. 1991. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.

Baradell, J. g., & Klein, K. 1993.Relationship of life Stress and Body Consciousness ti Hypervigilant Decision Making.Journal of Personality and Social Psychology.64, 2, 267 273.

Cervone, D., Jiwani. N., & Wood, R. 1991. Goal Setting and The Differential Influence
of Self-Regulatory Process on Complex Decision Making Performance. Journal of Personality and Social Psychology. 61, 2, 257-266.

Covey, S. R. 1994.Tujuh Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif. Jakarta: Bina Rupa Aksara.

Hadipranata, F. A. 1999. Pengaruh Pembentukan Kelompok (Team Building) terhadap Etos Kerja dan Kontribusinya bagi Produktivitas Insani. Jurnal Psikologi. Vol. 20. No. 01, 18-28.

Johnson, D.W., dan Johnson, F.P. 1991. Joining Together: Group Theory and Group
Skill. 7th ed. Englewood Chiffs: Prentice-Hall, Inc.

Macan, T. H. 1994. Time Management: Test of Process Model. Journal of Applied Psychology.79, 3, 381 391.

Salusu.1998. Pengambilan Keputusan Strategik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Non Profit. Jakarta: Grasindo Gramedia.

Taylor, S.E. 1995. Health Psychology, International Edition. Singapore: McGraw-Hill Book Co.

Thoits, P.A. 1986. Social Support As Coping Assistance. Journal of Counsulting and Clinical Psychology, 54, 416-423.