Judul
Film : The Devil Wears Prada
Alur : Maju
Tokoh Utama : Andrea Sach
Kelompok 3 :
1. Eka Anten Wiantono
2. Derson Henriko
3. Rama Muhamad Rizeki
4. Shelfika Rahmiza Yutia
5. Sifana Mardatilla
6. Viora Novalina
Kelas 3PA07
Kelompok 3 :
1. Eka Anten Wiantono
2. Derson Henriko
3. Rama Muhamad Rizeki
4. Shelfika Rahmiza Yutia
5. Sifana Mardatilla
6. Viora Novalina
Kelas 3PA07
Sinopsis Film “The Devil Wears Prada”
Film
THE DEVIL WEARS PRADA menceritakan kisah tentang seorang wanita bernama Andrea
Sachs (Anne Hathaway) yang bekerja pada sebuah perusahaan media cetak yang
menerbitkan majalah fashion terkemuka, Runway. Dalam film ini dikisahkan bahwa
Andrea Sachs adalah seorang wanita cerdas yang berpendidikan sarjana hukum yang
bercita-cita ingin menjadi seorang jurnalis. Keinginan untuk menjadi seorang
jurnalis itu mulai terbuka saat majalah Runway membuka lowongan pekerjaan. Karena sangat menginginkan pekerjaan
itu, Andrea lalu mengajukan lamaran ke majalah tersebut. Keinginan pun
tercapai tak lama
setelah itu Andrea mendapat panggilan untuk mengikuti sesi wawancara.
Sesuai
dengan waktu yang disepakati, Andrea tiba di kantor Runway yang glamour dan
sibuk, untuk melakukan wawancara dengan Emily, (asisten Miranda Priestly,
pimpinan majalah Runway). Namun sesuatu yang tidak terduga terjadi, karena sesi
wawancara yang seharusnya dilakukan oleh Emily, tiba-tiba berubah karena
kedatangan Miranda Priestly (Meryl Streep) yang mendadak.Bahkan diluar rencana
semula, Miranda sendiri yang langsung melakukan wawancara dengan Andrea. Tanpa
menunggu waktu, Andrea-pun menceritakan pengalaman menulis dan keinginannya
untuk menjadi seorang jurnalis di depan Miranda. Namun apa yang terjadi di luar
dugaan, Miranda ternyata sama sekali tidak tertarik dengan cerita Andrea.
Merasa
tidak memperoleh respon seperti yang diharapkan, Andrea akhirnya memutuskan
untuk tidak meneruskan sesi wawancara. Namun kejadian tidak terduga kembali
terjadi, karena Miranda tiba-tiba berubah pikiran dan memutuskan untuk
”mencoba” menerima Andrea sebagai staf atau asisten Miranda yang baru. Dimana
pekerjaan ini sangat diinginkan sekali oleh banyak wanita karir di New York, sekaligus
banyak pegawai yang dipecat di posisi tersebut. Sosok seorang Andrea sangatlah
bertentangan dengan perusahaan yang sangat menekankan kesemua pegawainya untuk
harus menggunakan produk-produk terkenal selama bekerja. Andre tidak pernah
tertarik dalam dunia fasion, tapi ia memiliki dedikasi yang tinggi terhadap
karir yang sedang ia jalaninya saat ini.
Setelah
Andrea resmi bekerja di majalah Runway, terjadi banyak intrik dan situasi kerja
yang tidak menyenangkan bagi Andrea. Mulai dari sikap sinis yang ditunjukkan
oleh rekan-rekan kerjanya, adanya jenis-jenis pekerjaan yang tidak terduga,
situasi tegang dan super sibuk di lingkungan kantor, jam kerja yang tidak
pasti, hingga pada sikap Miranda sendiri yang sangat perfectionis, otoriter, kaku, kasar, dan tidak komunikatif. Bahkan,
sahabat dan teman dekat Andrea yang selama ini sangat mendukung karir Andrea,
satu persatu mulai menjauh dari dirinya termasuk kekasihnya, Nate (Adrian
Grenier).
Andrea
pun lalu terpojok pada situasi yang dilematis. Di satu sisi ia ingin meraih
cita-citanya dengan cara
bekerja yang sebaik-baiknya, namun di sisi yang lain, ia tidak
ingin pekerjaannya itu menjauhkan dirinya dari sahabat dan teman dekatnya.
Kajian Film “The Devil Wears Prada”
Terkait Manajemen Sumber Daya Manusia
Dilihat
dari situasi yang terdapat di dalam tayangan film The Devil Wears Prada ini,
terdapat beberapa situasi yang menjadi permasalahan utama jika dilihat dalam
setting dan perspektif dunia kerja. Beberapa permasalahan tersebut dapat
dikategorikan kedalam empat situasi, yaitu:
- Situasi yang berkaitan dengan tempat kerja
- Situasi yang berkaitan dengan kepemimpinan di tempat kerja
- Situasi yang berkaitan dengan individu pekerja
- Situasi yang berkaitan dengan lingkungan sosial (di luar tempat kerja)
Berikut
adalah pembahasan dari keempat situasi diatas:
1.
Situasi yang berkaitan dengan tempat
kerja
Pada situasi ini, ada beberapa
permasalahan yang membuat situasi kerja di kantor majalah Runway terasa tidak
kondusif, antara lain:
·
Tidak adanya deskripsi jabatan dan uraian tugas untuk
mengukur kinerja/prestasi kerja Andrea. Dalam melaksanakan sebuah pekerjaan,
salah satu hal terpenting yang harus dilaksanakan oleh perusahaan adalah adanya
deskripsi jabatan pada setiap jabatan.Dalam kasus Andrea, tidak terlihat
fungsi, tugas, dan tanggung jawab yang relevan dengan jabatannya selaku asisten
Miranda.Akibatnya, Andrea lebih banyak bekerja secara serabutan diluar fungsi, tugas, dan
tanggung jawab utamanya.Karena ketidak jelasan jabatan ini, maka Andrea
mengalami banyak tekanan mental dalam menjalani pekerjaannya, yang berakibat kepada munculnya sikap kerja yang
reaktif terhadap situasi-situasi kerja tertentu.
Deskripsi jabatan ini sendiri
merupakan gambaran tentang bagaimana suatu pekerjaan harus dilakukan.Selain
itu, deskripsi jabatan juga harus memuat tentang metode dan prosedur kerja,
fungsi, tugas, dan tanggung jawab, hubungan antara pekerjaan satu dengan
pekerjaan lain, persyaratan pekerjaan seperti syarat intelektual, akademis,
sosial, minat, dan kondisi emosi (As’ad, 1991).
·
Tidak adanya jam kerja normatif sehingga tidak ada pemisahan secara tegas antara jam kerja dengan jam
di luar kerja serta hari-hari libur. Pada dasarnya seorang karyawan harus
memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat setelah seharian bekerja. Kondisi fisik maupun psikis
mempengaruhi seseorang dalam mengarahkan aktivitas kehidupannya.Kesehatan fisik
menjadi modal utama untuk melakukan aktivitas, sedangkan kesehatan psikis
menciptakan kondisi mental yang stabil. Kondisi fisik dan mental karyawan yang
baik akan sangat menunjang kesuksesan karyawan tersebut dalam mengerjakan dan
menyelesaikan pekerjaan dan urusan-urusan lain dengan baik.
Dalam kasus Andrea, masalah
ketidakjelasan jam kerja ini terlihat cukup menonjol. Pada beberapa adegan
digambarkan bahwa Andrea harus masuk kerja atau melakukan pekerjaan kantor pada
saat ia sedang istirahat di rumah atau pada saat ia sedang berkumpul bersama
dengan teman-temannya. Akibatnya, Andra beberapa kali merasa kesulitan dalam
memanajemen waktunya, baik waktu yang berkaitan dengan pekerjaan maupun dengan
lingkungan sosialnya.
Menurut Covey (1994) waktu merupakan
aset yang sangat berharga.Pengelolaan waktu yang tepat dapat menjauhkan
individu dari konflik internal seperti stres, maupun konflik eksternal seperti
konflik peran. Menurut Macan (1990) manajemen waktu ini merupakan cara yang
digunakan dalam mengelola waktu, seperti membuat daftar, membuat skala
prioritas, membuat jadwal dan rencana kegiatan sehari-hari baik di kantor
maupun di rumah.
·
Proses kerja berlangsung secara mekanik (seperti robot) sehingga
mengabaikan sisi-sisi kemanusiaan seseorang untuk bersosialisasi atau bergaul
dengan masyarakat, teman, dan keluarga. Pada kasus Andrea ini, kesempatan
setiap karyawan untuk melakukan relasi sosial menjadi terhambat karena tingkat
aktivitas pekerjaan yang sedemikian padat dan mekanis. Akibatnya, karyawan sama
sekali tidak bisa menjalin hubungan sosial. Menurut Johnson dan Johnson (1991)
hubungan interpersonal dan sosial merupakan sumber yang berkualitas dalam hidup
manusia. Manusia sebagai mahluk sosial tidak terlepas dari individu lain,
manusia melakukan hubungan dengan alam, sesama, dan tuhannya yang membuat
manusia mampu menjalani hidupnya secara optimal.
2.
Situasi yang berkaitan dengan
kepemimpinan kerja
Pada situasi ini, ada beberapa
permasalahan yang membuat situasi kepemimpinan di kantor majalah Runway terasa
tidak efektif, antara lain:
·
Adanya sistem pengambilan keputusan yang sentralistik. Pada dasarnya, fungsi pengambilan
keputusan dalam sebuah organisasi tidak hanya dijalankan oleh seorang yang
berkedudukan sebagai manajer atau pimpinan.Pengambilan keputusan terjadi pada
semua bidang dan tingkat kegiatan serta pemikiran manusia (Salusu, 1998). Namun
pada kasus di kantor majalah Runway, seluruh aktivitas pengambilan keputusan
terpusat pada satu kendali yaitu Miranda. Akibatnya, ketergantungan organisasi
kepada sosok Miranda menjadi sangat besar, sementara para staf di bawahnya
tidak diberikan kewenangan dan tanggung jawab untuk memutuskan sesuatu secara
mandiri.Akibatnya, banyak sekali keputusan-keputusan penting yang diambil oleh
Miranda bersifat tiba-tiba. Padahal menurut Wilson &
Schooler (1991) keputusan yang terbaik adalah keputusan yang diambil secara
sengaja dan disertai pemikiran yang matang.
Jika melihat tayangan film ini
secara utuh, nampak sekali bahwa perilaku Miranda yang terkesan sewenang-wenang
dalam mengambil keputusan ini, karena dilatarbelakangi oleh situasi internal
Miranda yang penuh gejolak, seperti status perkawinannya yang berada di ambang
kehancuran atau karena adanya rencana suksesi kepemimpinan di kantor majalah
Prada yang dipenuhi oleh intrik-intrik tajam. Situasi yang seperti ini
dibenarkan oleh Cervone dkk (1991) yang dalam penelitiannya menemukan fakta
bahwa suasana hati yang positif dapat meningkatkan kecepatan dan efisiensi
pengambilan keputusan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Baradell & Klein
(1993) menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa hidup yang tidak menyenangkan
berhubungan dengan rendahnya kualitas pengambilan keputusan.
·
Adanya kepemimpinan yang tidak efektif dan otoriter. Kepemimpinan merupakan aspek
terpenting dari efektivitas organisasi.Organisasi yang efektif adalah apabila
kepemimpinan yang diterapkan di dalam organisasi itu mampu mendorong kinerja
karyawan secara optimal. Untuk itu menurut As’ad (1991), setiap pemimpin perlu
mengoptimalkan tanggung jawabnya kepada bawahan seperti menetapkan tujuan bagi
karyawan-karyawannya, melatih karyawannya dan membantu mereka menjadi lebih
efektif dalam pekerjaannya, meninjau kemajuan karyawannya dalam bentuk hasil
dan tujuan yang telah dicapainya dan tidak menghargai aktivitas atau kegagalan
mereka tetapi hasil nyata dari tujuan mereka, memberikan bimbingan agar
karyawan bekerja menurut arahnya masing-masing, membuat perencanaan untuk masa
mendatang, pimpinan harus memproyeksikan kesempatan-kesempatan dan
kesulitan-kesulitan dan merencanakan tindakan pengembangan untuk menyelesaikan
pokok persoalan yang penting, mengembangkan kemampuan orang-orangnya, dan
menggunakan standar sosial serta finansial yang mereka tetapkan untuk karyawan.
·
Adanya stres kerja yang sangat tinggi yang dirasakan oleh
orang-orang yang bekerja di perusahaan itu karena deskripsi kerja yang tidak
jelas, jam kerja yang tidak optimal, dan ketergantungan pada atasan yang besar,
dan gaya kepemimpinan Miranda yang otoriter yang mempekerjakan bawahannya
seperti robot.
·
Adanya komunikasi yang tidak efektif antara atasan dan
bawahan sehingga menciptakan iklim organisasi yang tidak sehat karena Miranda
memimpin secara otoriter dan sewenang-wenang sehingga bawahan kurang bersikap
terbuka.
3.
Situasi yang berkaitan dengan
individu pekerja
Pada situasi ini, ada beberapa
permasalahan yang membuat situasi individu yang bekerja di majalah Prada itu
merasa tidak puas dan tidak bahagia, antara lain:
·
Adanya konflik peran ganda yang dialami oleh Andrea. Salah satu aspek yang paling
menonjol dalam tayangan film ini adalah yang menyangkut pertentangan atau
konflik peran ganda yang dirasakan oleh para tokoh utamanya seperti Andrea dan
Miranda.Jika Andrea mengalami konflik peran dengan teman dekatnya, maka Miranda
mengalami konflik peran dengan suami dan anak-anaknya.Adanya koflik peran ganda
ini menjadi sangat mewarnai perjalanan hidup Andrea dan Miranda yang
berpengaruh terhadap sifat dan perilaku mereka sehari-hari. Apabila konflik yang dihadapi
terlalu banyak akan menghambat seseorang untuk berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya, sehingga menyebabkan perubahan dalam diri. Menurut penelitian Adam,
dkk (1996) disebutkan bahwa konflik peran ganda ini memiliki efek-efek negatif
seperti ketidakpuasan kerja, ketidakpuasan hidup, kecemasan, tekanan kerja, dan
ketertekanan emosional. Hal ini dikuatkan oleh hasil penelitian Kinnunnen
(1998) yang menemukan fakta bahwa konflik di tempat kerja akan berpengaruh
terhadap kehidupan di rumah tangga dan sebaliknya konflik di rumah tangga dapat
mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
·
Adanya problem dalam memanajemen diri sendiri. Hal ini ditunjukkan dengan salah
satu contoh situasinya yaitu pada saat sosok Miranda sangat bergantung kepada
Andrea untuk mendapatkan buku Harry Potter edisi terbaru. Thoresen &
Mahoney (Manz & Sims, 1985) menguraikan bahwa manajemen diri adalah suatu
metode yang digunakan oleh seseorang dalam bekerja dengan cara melakukan
pengontrolan terhadap hasil kerja yang dilakukan oleh dirinya sendiri tanpa
harus ada kontrol dari luar. Dengan menggunakan catatan tentang hasil kerja
yang sudah lalu, mereka menilai dan mengevaluasi hasil kerja yang baru
dicapainya (Suhartini, 1992).
4.
Situasi yang berkaitan dengan
lingkungan sosial (di luar tempat kerja)
Pada situasi ini, ada beberapa
permasalahan yang membuat situasi lingkungan sosial pekerja menjadi terlihat
tidak mendukung, antara lain:
·
Tidak adanya dukungan sosial dari orang-orang terdekat saat
Andrea menghadapi permasalahan kerja. Padahal menurut Mathis dan Jackson (2002)
salah satu faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas kinerja karyawan adalah
dukungan yang diberikan dan dukungan rekan kerja dapat berupa informasi
mengenai cara untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Salah satu manfaat dari
dukungan sosial rekan kerja adalah membantu meningkatkan produktivitas melalui
peningkatan motivasi, kualitas penalaran, kepuasan kerja, dan mengurangi stress
kerja. Menurut Thoits (1986) dukungan sosial bersumber dari orang
yang memiliki hubungan berarti dengan individu, misalnya keluarga, teman dekat,
pasangan hidup, rekan kerja, saudara, dan tetangga.Sedangkan menurut Taylor
(1995) dukungan itu dapat diperoleh dari suami/ isteri, teman, kelompok sosial,
dan lain-lain. Rekan kerja yang mendukung menciptakan situasi tolong menolong,
bersahabat, dan bekerjasama akan menciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan
serta menimbulkan kepuasan dalam bekerja (Hadipranata, 1999).
Kesimpulan
Persoalan yang berkaitan dengan
dunia kerja memiliki implikasi yang sangat luas, baik yang bersifat positif
maupun negatif. Dalam film “The Devil Wears Prada” ini secara lugas digambarkan
betapa persoalan-persoalan kecil atau sepele yang terjadi di dalam organisasi,
ternyata berdampak sangat besar terhadap keseluruhan organisasi. Seperti halnya
seperti gaya kepemimpinan yang sewenang-wenang dan otoriter serta job deskripsi
para karyawan yang kurang jelas sangat berpengaruh terhadap kinerja dan kondisi
fisik maupun psikis karyawan. Dari kesimpulan ini, menyarankan beberapa
pendekatan atau intervensi guna mengatasi persoalan yang terjadi di kantor
majalah Runway, atau paling tidak kepada perusahaan atau organisasi yang
mengalami persoalan serupa dengan kisah film ini.
Daftar Pustaka
As’ad, M. 1991. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.
Baradell, J. g., & Klein, K.
1993.Relationship of life Stress and Body Consciousness ti Hypervigilant
Decision Making.Journal of Personality and Social Psychology.64, 2, 267 273.
Cervone, D., Jiwani. N., & Wood,
R. 1991. Goal Setting and The Differential Influence
of Self-Regulatory Process on
Complex Decision Making Performance. Journal of Personality and Social
Psychology. 61, 2, 257-266.
Covey, S. R. 1994.Tujuh Kebiasaan
Manusia yang Sangat Efektif. Jakarta: Bina Rupa Aksara.
Hadipranata, F. A. 1999. Pengaruh
Pembentukan Kelompok (Team Building) terhadap Etos Kerja dan Kontribusinya bagi
Produktivitas Insani. Jurnal Psikologi. Vol. 20. No. 01, 18-28.
Johnson, D.W., dan Johnson, F.P.
1991. Joining Together: Group Theory and Group
Skill. 7th ed. Englewood Chiffs:
Prentice-Hall, Inc.
Macan, T. H. 1994. Time Management:
Test of Process Model. Journal of Applied Psychology.79, 3, 381 391.
Salusu.1998. Pengambilan Keputusan
Strategik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi Non Profit. Jakarta: Grasindo
Gramedia.
Taylor, S.E. 1995. Health
Psychology, International Edition. Singapore: McGraw-Hill Book Co.
Thoits, P.A. 1986. Social Support As
Coping Assistance. Journal of Counsulting and Clinical Psychology, 54, 416-423.