Rabu, 23 Desember 2015

#SIP Artificial Intelligence

#SIP Artificial Intelligence
A.  Sejarah Artificial Intelligence
Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan termasuk bidang ilmu yang relatif muda. Pada tahun 1950-an para ilmuwan dan peneliti mulai memikirkan bagaimana caranya agar mesin dapat melakukan pekerjaannya seperti yang bisa dikerjakan oleh manusia. Alan Turing, seorang matematikawan Inggris pertama kali mengusulkan adanya tes untuk melihat bisa tidaknya sebuah mesin dikatakan cerdas. Hasil tes tersebut kemudian dikenal dengan Turing Test, dimana si mesin tersebut menyamar seolah-olah sebagai seseorang di dalam suatu permainan yang mampu memberikan respon terhadap serangkaian pertanyaan yang diajukan. Turing beranggapan bahwa, jika mesin dapat membuat seseorang percaya bahwa dirinya mampu berkomunikasi dengan orang lain, maka dapat dikatakan bahwa mesin tersebut cerdas (seperti layaknya manusia).
Kecerdasan buatan sendiri dimunculkan oleh seorang profesor dari Massachusetts Institute of Technology yang bernama John McCarthy pada tahun 1956 pada Dartmouth Conference yang dihadiri oleh para peneliti artificial intelligence. Pada konferensi tersebut juga didefinisikan tujuan utama dari kecerdasan buatan, yaitu mengetahui dan memodelkan proses-proses berpikir manusia dan mendesain mesin agar dapat menirukan kelakuan manusia tersebut.
Pada awalnya, kecerdasan buatan hanya ada di universitas-universitas dan laboratorium penelitian, serta hanya sedikit produk yang dihasilkan dan dikembangkan. Menjelang akhir 1970-an dan 1980-an, mulai dikembangkan secara penuh dan hasilnya berangsur-angsur dipublikasikan dikhalayak umum. Permasalahan di dalam kecerdasan buatan akan selalu bertambah dan berkembang seiring dengan laju perkembangan zaman menuju arah globalisasi dalam setiap aspek kehidupan manusia, yang membawa persoalan-persoalan yang semakin beragam pula.
Program kecerdasan buatan lebih sederhana dalam pengoperasiannya, sehingga banyak membantu pemakai. Program konvensional dijalankan secara prosedural dan kaku, rangkaian tahap solusinya sudah didefinisikan secara tepat oleh pemrogramnya. Sebaliknya, pada program kecerdasan buatan untuk mendapatkan solusi yang memuaskan dilakukan pendekatan trial and error, mirip seperti apa yang dilakukan oleh manusia.

Artificial Intelligence Zaman Dahulu
Komputer yang paling umum digunakan saaat ini adalah rancanagan ahli matematika Hungaria, John Von Neumann (1958) disebut Computer Johniacs atau rangkain prosesor, berupa jalinan jalur elektronik yang diproses dalm beberapa seri atau dengan urutan terentu.

Artificial Intelligence Saat Ini
Generasi komputer atau ilmuan kognisi saat ini lebih optimis dengan kemampuan sebuah mesin untuk memancing fungsi neuron. Salah satu perubahan tebaru dari perseptron adalah konsepnya. Ketimbang menganggap otak komputer sebagai alat input dan output saja, para ilmuan menambahkan lapisan ketiga, yaitu lapisan tersembunyi. Lapisan tersembunyi ini menanggapi neuron dalam otak, yang berhubungan dengan input atau output saja, tetapi tentunya dengan tetap menghubungkan jalinan satu dengan neuron yang lain. Model ini lebih mewakili otak manusia dan mampu menyaingi koneksi sementara.

B.  Definisi Artificial Intelligence
Menurut beberapa ahli artificial intelligence atau kecerdasan buatan didefinisikan berbeda-beda. Menurut H. A. Simon (1987) Artificial Intelligence atau Kecerdasan Buatan merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan hal yang dalam pandangan manusia adalah cerdas, sedangkan menurut Rich dan Knight (1991) Artificial Intelligence atau Kecerdasan buatan  merupakan sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh manusia.

C.  Hubungan Artificial Intelligence dan Kognisi Manusia
Kecerdasan atau yang biasa dikenal dengan IQ dalam bahasa Inggris: Intelligence Quotient  adalah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis.
Struktur Kecerdasan dapat dibagi dua yaitu kecerdasan umum biasa disebut sebagai faktor-g maupun kecerdasan spesifik. Akan tetapi pada dasarnya kecerdasan dapat dipilah-pilah. Berikut ini pembagian spesifikasi kecerdasan menurut L. L. Thurstone, yaitu: Pemahaman dan kemampuan verbal, angka dan hitungan, kemampuan visual, daya ingat, penalaran, dan kecepatan perseptual. Kemudian struktur kecerdasan menurut skala Wechsler yang umum dipergunakan untuk mendapatkan taraf kecerdasan membagi kecerdasan menjadi dua kelompok besar yaitu kemampuan kecerdasan verbal (VIQ) dan kemampuan kecerdasan tampilan (PIQ). Teori Kecerdasan (Intelligence) diawali oleh para psikolog kognitif yang tertarik dengan inteligensi komputer analogi inteligensi manusia & inteligensi tiruan sangat mirip. Kecepatan pemprosesan informasi menurut Earl Hunt yang meneliti inteligensi & artificial intelligence dalam konteks psikologi kognitif penelitian Hunt dan tokoh lainnya penting karena paradigma pemprosesan informasi memberikan banyak prosedur yang berguna untuk studi dari inteligensi manusia. Memori jangka pendek berhubungan dengan komponen verbal dari inteligensi karena proses kognitif yang sederhana dan operasi yang tergantung pada memori jangka panjang dan memori jangka pendek bersifat sensitif terhadap perbedaan intelektual masing-masing individu. Pada pengetahuan umum sejak tes inteligensi berkembang pengetahuan dipertimbangkan sebagai bagian integral dari inteligensi manusia. Pengujian informasi umum memberikan data umum tentang pengetahuan umum dan kemampuan seseorang untuk menarik informasi kembali memprediksi masa depan. Karakter salah satu tipe inteligensi yaitu mampu menyimpan informasi semantik dalam skema terorganisasi dan untuk mengakses informasi secara efisien. Kecerdasan buatan merupakan cabang ilmu komputer yang berhubungan dengan pengembangan komputer (hardware) dan program-program komputer (software) yang mampu meniru fungsi kognisi manusia. Kecerdasan buatan mencakup hasil dari produk komputer yang dinilai cerdas jika dihasilkan oleh manusia.

#SIP Artificial Intelligence dan Expert System
Kaitan Intelligence dan Expert System:
Sistem Pakar merupakan suatu metode Artificial Intelligence yang berguna untuk meniru cara berpikir dan penalaran seorang ahli dalam mengambil keputusan berdasarkan situasi yang ada. Sistem Pakar pertama kali dikembangkan oleh komunitas artificial intelligence pada pertengahan tahun 1960. Sistem pakar yang muncul pertama kali ini adalah General-purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newel dan Simon. GPS (dan program-program yang serupa) ini mengalami kegagalan dikarenakan cakupannya terlalu luas, hingga kadang justru meninggalkan pengetahuan penting yang seharusnya disediakan.
Sistem Pakar (Expert System) adalah usaha untuk menirukan seorang pakar. Biasanya, Sistem Pakar berupa perangkat lunak pengambil keputusan yang mampu mencapai tingkat performa yang sebanding sengan seorang pakar dalam bidang problem yang khusus dan sempit. Ide dasarnya adalah kepakaran ditransfer dari seorang pakar atau sumber kepakaran lain ke komputer, pengetahuan yang ada di simpan dalam komputer, dan pengguna dapat berkonsultasi pada komputer itu untuk suatu nasehat, lalu kemudian komputer dapat mengambil inferensi (menyimpulkan, mendeduksi, dan lain-lain) seperti layaknya seorang pakar. Selanjutnya komputer akan menjelaskan ke pengguna tersebut, dengan alasan-alasannya bila perlu.

1.    Eliza
Pada 1966, Joseph Weizenbaum dari MIT memperkenakan Eliza, suatu program komputer yang mampu berkomunikasi dan bisa menanggapi manusia dengan menggunakan bahasa sehari-hari. Weizenbaum berharap Eliza dapat menembus dinding pembatas antara komputer dan manusia. Sayangnya, Weizenbaum justru mendapati bahwa manusianya sendiri terlalu bersemangat untuk menembus dinding itu. Eliza diprogram untuk memberi tanggapan seperti ahli psikoterapi, dimana pernyataan seperti “saya punya masalah dengan ayah saya” memicu Eliza menanggapi dengan “cerita lagi lebih banyak tentang beliau”.

2.    Parry
Colby, Hilf, Webber dan Kraemer (1972) mensimulasikan seorang pasien, dan menyebut program ini PARRY, karena ia mesimulasikan seorang pasian paranoid. Mereka memilih seorang paranoid sebagai subyek karena beberapa teori menyebutkan bahwa proses dan sistem paranoia memanga ada, perbedaan respon psikotis dan respon normalnya cukup hebat, dan mereka bisa menggunakan penilaian dari seorang ahli untuk mengecek keakuratan dari kemampuan pemisahan antara respon simulasi  komputer dan respon manusia.

3.    NETtalk
Progam ini jenisnya cukup berbeda, berdasarkan pada jaring jaring neuron, sehinnga dinamakan NETtalk. Program ini dikembangkan oleh Sejnowki disekolah medis harvard  dan Rosenberg di universitas Princeton. Dalam program ini, NETtalk  membaca tulisan dan mengucapkannya keras-keras. NETtalk membaca keras-keras dengan cara mengkonversi tulisan menjadi fenom-fenom, unit dasar dari suara sebuah bahasa. Sistem ini memiliki tiga lapisan: lapisan input, dimana setiap unit merespons sebuah tulisan; lapisan output, dimana unit menampilkan ke 55 fenom dalam bahasa inggris; dan sebuah lapisan unit tersembunyi, dimana setiap unit ditambahkan koneksinya pada setiap unit input maupun output.
NETtalk membaca dengan memperhatikan setiap tulisan satu demi satu, dan dengan menscanning tiga tulisan pada setiap sisi demi sebuah informasi yang kontekstual. Disini lafal ‘e’ pada ‘net’, ‘neglect’, dan ‘red’ bisa ditangkap dengan bunyi yang berbeda. Setiap NETtalk membaca sebuah kata, program ini membandingkan pelafalannya dengan lafal yang benar yang disediakan manusia, kemudian menyesuaikan kekuatannya untuk memperbaiki setiap kesalahan.


#SIP Alur atau Langkah-langkah Rancangan Design Aplikasi yang Berkaitan dengan Ilmu Psikologi

Pembahasan mengenai fitur-fitur yang terdapat dalam salah satu website Psikologi yaitu:
 
Ketika kita membuka www.psikologizone.com maka kita akan langsung melihat halaman home seperti ini. Dari halaman home kita dapat mengakses seluruh web dan memilih hal apa saja yang ingin kita lakukan di web ini, sebagai berikut:
 

Kemudian ada pilihan untuk kirim opini. Pilihan kirim opini memudahkan pembaca untuk menyampaikan aspirasinya sehingga siapapun bisa menulis.
Lalu, ada pilihan kirim Konsultasi, konsultasi Psikologi Zone adalah layanan tanya jawab psikologi berbasis e-counseling, yaitu konseling yang dilakukan melalui media internet. Layanan ini bersifat gratis, rahasia, dan tidak mengikat. Diasuh oleh tiga psikolog profesional, Psikologi Zone berupaya agar segala pertanyaan akan mendapat respon dan tanggapan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kolom event psikologi memberikan informasi-informasi bagi user agar dapat bergabung dengan event-event yang diadakan tentang bidang yang terkait dengan Psikologi.
Psikologi Zone menyediakan salah satu tes kepribadian yaitu MBTI untuk dicoba oleh user.  Tes ini merupakan analisis menyeluruh dari kepribadian Anda. Anda akan jauh lebih memahami siapa diri Anda sebagai pribadi dan memaksimalkannya. Apa formula, kekuatan, relationships dan juga pilihan karir yang sesuai dengan pribadi Anda. Tes ini bersifat gratis atau tanpa dipungut biaya. Jalankan tes sesuai dengan diri Anda, bukan berdasarkan kondisi emosi sesaat. Kerjakan pada saat kondisi diri Anda benar-benar nyaman. Tidak ada jawaban benar dan salah di dalam tes ini.

Lalu, informasi tentang pembuat web juga tertera di kolom tentang kami.

Didalam web Psikologi Zone juga terdapat pilihan-pilihan tema artikel yang sesuai dengan kemungkinan kebutuhan user. Jadi, artikel tidak terkesan menumpuk dan berantakan sehingga dapat memudahkan user mencari atau membaca artikel yang ia butuhkan.



DAFTAR PUSTAKA


Copeland, J., & Proundfoot, D. (1999). Alan Turing’s Forgotten Ideas in Computer Science. American: Scientific.
Fauset, L. (2000).  Fundamental of Neural Network. Prentice Hall.
Keen, P., G., W., Fick, G., & Sprague, R., H. (1980). Decision support systems: a research perspective. Decision support systems : issues and challenges. Oxford: New York Pergamon Press.
Kusrini. (2006). Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : ANDI
Kusumadewi, S. (2003). Artificial Intelligence: teknik dan aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Martiana, E., Badriyah, T., & Sigit, R. (2005). Introduction to artificial Intelligence Surabaya: Politeknik Elektronika Negeri.
Matthews, R. (2008). 25 gagasan Besar sains yang mengubah dunia kita. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta
McLeod, J., r., Raymond, S., & George, P. (2008). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat.
Nurhayati, O., D. (2003). Konsep Interaksi Manusia dan Komputer. Universitas Diponogoro.
Siler, W., & Buckley, B., B. (2005). Fuzzy Expert System and Fuzzy Reasoning.  Wiley: Interscience.
Solso, Robert L, dkk. 2009.  Psikologi Kognitif. Jakarta : Erlangga.
Zue, V. (1999). Talking with your computer. American: Scientific.