#SIP
Artificial Intelligence
A. Sejarah Artificial Intelligence
Artificial Intelligence
atau Kecerdasan Buatan termasuk bidang ilmu yang relatif muda. Pada tahun
1950-an para ilmuwan dan peneliti mulai memikirkan bagaimana caranya agar mesin
dapat melakukan pekerjaannya seperti yang bisa dikerjakan oleh manusia. Alan
Turing, seorang matematikawan Inggris pertama kali mengusulkan adanya tes untuk
melihat bisa tidaknya sebuah mesin dikatakan cerdas. Hasil tes tersebut
kemudian dikenal dengan Turing Test, dimana si mesin tersebut menyamar
seolah-olah sebagai seseorang di dalam suatu permainan yang mampu memberikan
respon terhadap serangkaian pertanyaan yang diajukan. Turing beranggapan bahwa,
jika mesin dapat membuat seseorang percaya bahwa dirinya mampu berkomunikasi
dengan orang lain, maka dapat dikatakan bahwa mesin tersebut cerdas (seperti layaknya
manusia).
Kecerdasan
buatan sendiri dimunculkan oleh seorang profesor dari Massachusetts Institute
of Technology yang bernama John McCarthy
pada tahun 1956 pada Dartmouth Conference yang dihadiri oleh para peneliti artificial intelligence. Pada konferensi
tersebut juga didefinisikan tujuan utama dari kecerdasan buatan, yaitu
mengetahui dan memodelkan proses-proses berpikir manusia dan mendesain mesin
agar dapat menirukan kelakuan manusia tersebut.
Pada
awalnya, kecerdasan buatan hanya ada di universitas-universitas dan
laboratorium penelitian, serta hanya sedikit produk yang dihasilkan dan
dikembangkan. Menjelang akhir 1970-an dan 1980-an, mulai dikembangkan secara
penuh dan hasilnya berangsur-angsur dipublikasikan dikhalayak umum.
Permasalahan di dalam kecerdasan buatan akan selalu bertambah dan berkembang
seiring dengan laju perkembangan zaman menuju arah globalisasi dalam setiap
aspek kehidupan manusia, yang membawa persoalan-persoalan yang semakin beragam
pula.
Program
kecerdasan buatan lebih sederhana dalam pengoperasiannya, sehingga banyak
membantu pemakai. Program konvensional dijalankan secara prosedural dan kaku,
rangkaian tahap solusinya sudah didefinisikan secara tepat oleh pemrogramnya.
Sebaliknya, pada program kecerdasan buatan untuk mendapatkan solusi yang
memuaskan dilakukan pendekatan trial and
error, mirip seperti apa yang dilakukan oleh manusia.
Artificial Intelligence Zaman Dahulu
Komputer
yang paling umum digunakan saaat ini adalah rancanagan ahli matematika
Hungaria, John Von Neumann (1958) disebut Computer
Johniacs atau rangkain prosesor, berupa jalinan jalur elektronik yang
diproses dalm beberapa seri atau dengan urutan terentu.
Artificial Intelligence Saat Ini
Generasi komputer
atau ilmuan kognisi saat ini lebih optimis dengan kemampuan sebuah mesin untuk
memancing fungsi neuron. Salah satu perubahan tebaru dari perseptron adalah
konsepnya. Ketimbang menganggap otak komputer sebagai alat input dan output
saja, para ilmuan menambahkan lapisan ketiga, yaitu lapisan tersembunyi.
Lapisan tersembunyi ini menanggapi neuron dalam otak, yang berhubungan dengan
input atau output saja, tetapi tentunya dengan tetap menghubungkan jalinan satu
dengan neuron yang lain. Model ini lebih mewakili otak manusia dan mampu
menyaingi koneksi sementara.
B. Definisi Artificial Intelligence
Menurut
beberapa ahli artificial intelligence atau
kecerdasan buatan didefinisikan berbeda-beda. Menurut H. A. Simon (1987) Artificial Intelligence atau Kecerdasan
Buatan merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan
pemrograman komputer untuk melakukan hal yang dalam pandangan manusia adalah
cerdas, sedangkan menurut Rich dan Knight (1991) Artificial Intelligence atau Kecerdasan buatan merupakan sebuah studi tentang bagaimana
membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih
baik oleh manusia.
C. Hubungan Artificial Intelligence dan Kognisi Manusia
Kecerdasan atau yang biasa
dikenal dengan IQ dalam bahasa
Inggris: Intelligence Quotient adalah istilah umum
yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran
yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar,
merencanakan,
memecahkan masalah,
berpikir abstrak,
memahami gagasan, menggunakan bahasa,
dan belajar.
Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif
yang dimiliki oleh individu.
Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikometri
yang biasa disebut sebagai tes IQ.
Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental yang dimiliki
manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis.
Struktur Kecerdasan dapat
dibagi dua yaitu kecerdasan umum biasa disebut sebagai faktor-g maupun kecerdasan
spesifik. Akan tetapi pada dasarnya kecerdasan dapat dipilah-pilah. Berikut ini
pembagian spesifikasi kecerdasan menurut L. L. Thurstone, yaitu: Pemahaman dan
kemampuan verbal, angka dan hitungan, kemampuan visual, daya ingat, penalaran,
dan kecepatan perseptual. Kemudian struktur kecerdasan menurut skala Wechsler
yang umum dipergunakan untuk mendapatkan taraf kecerdasan membagi kecerdasan
menjadi dua kelompok besar yaitu kemampuan kecerdasan verbal (VIQ) dan
kemampuan kecerdasan tampilan (PIQ). Teori Kecerdasan (Intelligence) diawali oleh para psikolog kognitif yang tertarik
dengan inteligensi komputer analogi inteligensi manusia & inteligensi
tiruan sangat mirip. Kecepatan pemprosesan informasi menurut Earl Hunt yang meneliti
inteligensi & artificial intelligence
dalam konteks psikologi kognitif penelitian Hunt dan tokoh lainnya penting
karena paradigma pemprosesan informasi memberikan banyak prosedur yang berguna
untuk studi dari inteligensi manusia. Memori jangka pendek berhubungan
dengan komponen verbal dari inteligensi karena proses kognitif yang sederhana
dan operasi yang tergantung pada memori jangka panjang dan memori jangka pendek
bersifat sensitif terhadap perbedaan intelektual masing-masing individu. Pada pengetahuan
umum sejak tes inteligensi berkembang pengetahuan dipertimbangkan sebagai
bagian integral dari inteligensi manusia. Pengujian informasi umum memberikan
data umum tentang pengetahuan umum dan kemampuan seseorang untuk menarik
informasi kembali memprediksi masa depan.
Karakter salah satu tipe inteligensi yaitu mampu menyimpan informasi
semantik dalam skema terorganisasi dan untuk mengakses informasi secara efisien.
Kecerdasan
buatan merupakan cabang ilmu komputer yang berhubungan dengan pengembangan
komputer (hardware) dan program-program komputer (software) yang
mampu meniru fungsi kognisi manusia. Kecerdasan buatan mencakup hasil dari
produk komputer yang dinilai cerdas jika dihasilkan oleh manusia.
#SIP Artificial Intelligence dan Expert System
Kaitan
Intelligence dan Expert System:
Sistem Pakar merupakan suatu metode Artificial
Intelligence yang berguna untuk meniru cara berpikir
dan penalaran seorang ahli dalam mengambil keputusan berdasarkan situasi yang
ada. Sistem Pakar pertama kali dikembangkan oleh komunitas artificial intelligence
pada pertengahan tahun 1960. Sistem pakar yang muncul pertama kali ini adalah General-purpose Problem Solver (GPS)
yang dikembangkan oleh Newel dan Simon. GPS (dan program-program yang serupa)
ini mengalami kegagalan dikarenakan cakupannya terlalu luas, hingga kadang
justru meninggalkan pengetahuan penting yang seharusnya disediakan.
Sistem Pakar (Expert System)
adalah usaha untuk menirukan seorang pakar. Biasanya, Sistem Pakar berupa
perangkat lunak pengambil keputusan yang mampu mencapai tingkat performa yang
sebanding sengan seorang pakar dalam bidang problem yang khusus dan sempit. Ide
dasarnya adalah kepakaran ditransfer dari seorang pakar atau sumber kepakaran
lain ke komputer, pengetahuan yang ada di simpan dalam komputer, dan pengguna
dapat berkonsultasi pada komputer itu untuk suatu nasehat, lalu kemudian
komputer dapat mengambil inferensi (menyimpulkan, mendeduksi, dan lain-lain)
seperti layaknya seorang pakar. Selanjutnya komputer akan menjelaskan ke
pengguna tersebut, dengan alasan-alasannya bila perlu.
1.
Eliza
Pada 1966,
Joseph Weizenbaum dari MIT memperkenakan Eliza, suatu program komputer yang
mampu berkomunikasi dan bisa menanggapi manusia dengan menggunakan bahasa
sehari-hari. Weizenbaum berharap Eliza dapat menembus dinding pembatas antara
komputer dan manusia. Sayangnya, Weizenbaum justru mendapati bahwa manusianya
sendiri terlalu bersemangat untuk menembus dinding itu. Eliza diprogram untuk
memberi tanggapan seperti ahli psikoterapi, dimana pernyataan seperti “saya
punya masalah dengan ayah saya” memicu Eliza menanggapi dengan “cerita lagi
lebih banyak tentang beliau”.
2.
Parry
Colby, Hilf,
Webber dan Kraemer (1972) mensimulasikan seorang pasien, dan menyebut program
ini PARRY, karena ia mesimulasikan seorang pasian paranoid. Mereka memilih
seorang paranoid sebagai subyek karena beberapa teori menyebutkan bahwa proses
dan sistem paranoia memanga ada, perbedaan respon psikotis dan respon normalnya
cukup hebat, dan mereka bisa menggunakan penilaian dari seorang ahli untuk
mengecek keakuratan dari kemampuan pemisahan antara respon simulasi komputer dan respon manusia.
3.
NETtalk
Progam ini
jenisnya cukup berbeda, berdasarkan pada jaring jaring neuron, sehinnga
dinamakan NETtalk. Program ini dikembangkan oleh Sejnowki disekolah medis
harvard dan Rosenberg di universitas
Princeton. Dalam program ini, NETtalk
membaca tulisan dan mengucapkannya keras-keras. NETtalk membaca
keras-keras dengan cara mengkonversi tulisan menjadi fenom-fenom, unit dasar
dari suara sebuah bahasa. Sistem ini memiliki tiga lapisan: lapisan input,
dimana setiap unit merespons sebuah tulisan; lapisan output, dimana unit
menampilkan ke 55 fenom dalam bahasa inggris; dan sebuah lapisan unit
tersembunyi, dimana setiap unit ditambahkan koneksinya pada setiap unit input
maupun output.
NETtalk
membaca dengan memperhatikan setiap tulisan satu demi satu, dan dengan menscanning
tiga tulisan pada setiap sisi demi sebuah informasi yang kontekstual. Disini
lafal ‘e’ pada ‘net’, ‘neglect’, dan ‘red’ bisa ditangkap dengan bunyi yang
berbeda. Setiap NETtalk membaca sebuah kata, program ini membandingkan
pelafalannya dengan lafal yang benar yang disediakan manusia, kemudian
menyesuaikan kekuatannya untuk memperbaiki setiap kesalahan.
Pembahasan mengenai fitur-fitur yang terdapat dalam salah satu website Psikologi yaitu:
#SIP Alur atau Langkah-langkah
Rancangan Design Aplikasi yang Berkaitan dengan Ilmu Psikologi
Pembahasan mengenai fitur-fitur yang terdapat dalam salah satu website Psikologi yaitu:
Ketika kita
membuka www.psikologizone.com maka kita akan langsung melihat halaman
home seperti ini. Dari halaman home kita
dapat mengakses seluruh web dan memilih hal apa saja yang ingin kita lakukan di web ini,
sebagai berikut:
Kemudian ada pilihan untuk kirim opini.
Pilihan kirim opini memudahkan pembaca untuk menyampaikan aspirasinya sehingga
siapapun bisa menulis.
Lalu, ada
pilihan kirim Konsultasi, konsultasi Psikologi Zone adalah layanan tanya jawab
psikologi berbasis e-counseling,
yaitu konseling yang dilakukan melalui media internet. Layanan ini bersifat
gratis, rahasia, dan tidak mengikat. Diasuh oleh tiga psikolog
profesional, Psikologi Zone berupaya agar segala pertanyaan akan mendapat
respon dan tanggapan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Kolom event psikologi memberikan
informasi-informasi bagi user agar
dapat bergabung dengan event-event
yang diadakan tentang bidang yang terkait dengan Psikologi.
Psikologi Zone
menyediakan salah satu tes kepribadian yaitu MBTI untuk dicoba oleh user. Tes
ini merupakan analisis menyeluruh dari kepribadian Anda. Anda akan jauh lebih
memahami siapa diri Anda sebagai pribadi dan memaksimalkannya. Apa formula,
kekuatan, relationships dan juga pilihan karir yang sesuai
dengan pribadi Anda. Tes ini bersifat gratis atau tanpa dipungut biaya.
Jalankan tes sesuai dengan diri Anda, bukan berdasarkan kondisi emosi sesaat.
Kerjakan pada saat kondisi diri Anda benar-benar nyaman. Tidak ada jawaban
benar dan salah di dalam tes ini.
Lalu, informasi tentang
pembuat web juga tertera di kolom tentang kami.
Didalam web
Psikologi Zone juga terdapat pilihan-pilihan tema artikel yang sesuai dengan
kemungkinan kebutuhan user. Jadi,
artikel tidak terkesan menumpuk dan berantakan sehingga dapat memudahkan user
mencari atau membaca artikel yang ia butuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
Copeland, J., & Proundfoot, D.
(1999). Alan Turing’s Forgotten Ideas in
Computer Science. American: Scientific.
Fauset, L. (2000). Fundamental
of Neural Network. Prentice Hall.
Keen, P., G.,
W., Fick, G., & Sprague, R., H. (1980). Decision
support systems: a research perspective. Decision support systems : issues and
challenges. Oxford: New York Pergamon Press.
Kusrini. (2006).
Sistem Pakar Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta : ANDI
Kusumadewi, S.
(2003). Artificial Intelligence: teknik
dan aplikasinya. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Martiana, E., Badriyah, T., &
Sigit, R. (2005). Introduction to
artificial Intelligence Surabaya: Politeknik Elektronika Negeri.
Matthews, R.
(2008). 25 gagasan Besar sains yang
mengubah dunia kita. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta
McLeod, J., r.,
Raymond, S., & George, P. (2008). Sistem
Informasi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat.
Nurhayati, O.,
D. (2003). Konsep Interaksi Manusia dan Komputer. Universitas Diponogoro.
Siler, W., & Buckley, B., B.
(2005). Fuzzy Expert System and Fuzzy
Reasoning. Wiley: Interscience.
Solso, Robert L,
dkk. 2009. Psikologi Kognitif. Jakarta : Erlangga.
Zue, V. (1999). Talking with your computer. American: Scientific.